<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d10028614\x26blogName\x3dThe+Truth+Only\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dSILVER\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://anakmapek.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_GB\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://anakmapek.blogspot.com/\x26vt\x3d-9071562857044558623', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>

Nasussaikokah; Care or Carelessness?

Friday, December 22, 2006
Nassusaikokah!!!??. Kosakata ini bukan kosakata baru, bukan juga bahasa serapan dari bahasa asing. Kalo anda coba cari dalam kamus Bahasa Indonesia, 100% gak akan ketemu. Apalagi kalo anda cari di kamus Bahasa Inggris atau Arab, 100% 1000 kali gak bakal ketemu.

Anda yang lahir dari tradisi Sulawesi, mungkin tidak terlalu asing dengan kosa kata ini. "Nassusaikokah", kosakata ini merupakan perpaduan dari kosa kata Indonesia dengan ejaan khas Sulawesi. Kata 'sussa' berasal dari kata sifat "susah" yang berarti sulit, rumit, repot. Diawali dengan awalan "na" –nasussai- yang berubah fungsi menjadi kata kerja; yang berarti 'membuat susah'. Kata 'ko' berarti 'kamu', dan diakhiri dengan akhiran 'kah' yang merupakan kata ganti dari 'apakah', dengan sedikit penekanan diakhir kalimat. Maka, "nasussaikokah" berarti; apakah anda merasa direpotkan!?, atau bahasa kerennya, 'kok situ yang repot seh!'. Kalo dalam bahasa ammiyah Mesir; wa inta ma lak!?.

Ungkapan 'nasussaikokah' memiliki multi fungsi; sebagai kata seru atau kata tanya sekaligus jawaban. Misalnya; "Nasussaiko kalo jelek!" atau pernyataan; "Tanja bembe'ki", dijawab; "nasussaikokah!?" dll.

Dalam penggunaannya, banyak orang merasa diuntungkan dan juga dirugikan dengan kata-kata ini. Kalo dalam aturan catur, ungkapan ini identik dengan 'skak ster'. Orang yang mencoba menyindir ato mengkritik kita akan terdiam atau hanya bisa senyum-senyum kecut ketika dijawab dengan ungkapan "nassusaikokah" ini. Pada dasarnya, ungkapan ini bagus digunakan untuk menghadapi orang-orang usil. Namun, di sisi lain, ungkapan ini bisa menyebabkan diskomunikasi atau dialog kurang sehat. Karena pada dasarnya, tidak semua ungkapan orang yang ada di sekitar kita bernilai negatif atau berniat usil. Ada kalanya ungkapan yang bentuknya nasehat, perhatian dan masukan harus kita tanggapi dengan sikap yang lebih dewasa. Karena bisa jadi itu adalah bentuk kepedulian yang diungkap lewat kritik. Maka, jawaban 'nasussaikokah' kadang-kadang perlu ditela'ah ulang.

Trus, bagaimana kita menyikapi ungkapan 'nasusaikokah" ini, bisakah ia berarti ungkapan kepedulian atau sentimental?. Jawabannya bisa iya bisa tidak. Tergantung bagaimana kita menggunakan ungkapan ini. Kalo ungkapan itu digunakan sebagai 'counter attack' terhadap ungkapan semua orang, maka ungkapan ini kurang tepat, karena itu berarti ada unsur sentimen di dalamnya. Namun, kalo digunakan sebagai bahan canda, senda gurau atau ingin mencairkan suasana yang lagi tegang, maka ungkapan 'nasussaikokah' ini bisa bermakna cinta. Cinta yang diungkap lewat sindiran yang diringi gelak tawa, "nasussaikokah!?" yang berarti "Kalo kamu udah beres, baru beres-beresi orang....". Maka, jangan segan-segan dengarkan orang lain...

REVIEW; Ada Apa Dengan Dodol?

Sunday, December 03, 2006
Ada apa dengan Dodol ? Sebuah cerita klasik yang unik. Menceritakan tentang seorang remaja yang jatuh hati pada seorang gadis. Seperti kisah anak SMA kebanyakan, kisah ini juga merefleksikan sebuah kisah cinta yang penuh ketegangan, keceriaan bahkan air mata layaknya film-film cinta Korea.

Memang benar kata orang bijak, cinta tak harus memiliki. Dari sini kemudian cerita ini diangkat. Sosok DOdoL yang lugu, menjadi seorang pemuja rahasia di bilik2 kampus Al-Hidayah. Dodol yang juga merupakan salah seorang Top Record di kampus al-Hidayah diam-diam jatuh hati pada seorang gadis yang juga adek kelasnya sendiri. Cinta kampus ala SMA pun digelar. Bahagia, sedih, haru dan air mata menjadi bumbu perjalanan cinta si Dodol.

Hingga akhirnya, mereka sepakat untuk melanjutkan studi di Universitar al-Azhar setelah selesai nanti. Walhasil, dua remaja yang sama-sama jenius itu pun lulus tes Depag. Bukan anakmapek kalo gak bisa lulus, katanya. Namun, kisah ini harus berakhir dengan air mata. Sekali lagi, cinta tak butuh balasan, karena itu berarti cinta itu berpamrih. Lanjut, cinta memang tak harus selalu bersama, itu mungkin yang terjadi di akhir kisah ini. Si gadis pujaan membatalkan keberangkatannya ke Cairo karena satu alasan yang lebih penting. Meski kecewa, si Dodol sudah membulatkan tekadnya tuk berangkat bersama teman2nya yang lain. Kisah ini menarik, karena mengangkat sebuah uluran hati yang damai, bahwa cinta tak mesti harus bersama, tapi cinta selalu hadir di setiap jejak langkah sang kekasih yang mendamba. Cinta selalu menghadirkan sosok yang indah, tanpa harus saling bersama.

Bagaiman kisah kasih mereka, setelah terpisah oleh jarak dan waktu??. Penasaran..... Ikut kelanjutan kisahnya di DTJAMMU PRODUCTION Entertaiment. Dahsyat Brooo...

Coba Dengarkan Cinta

Manusia diciptakan dalam bentuk yang paling unik, maka wajar kalo manusia kadang bikin rumit, dan suka aneh sendiri. Terkadang hal-hal yang seharusnya kita omongin atau ungkapin, malah terkadang tak pernah bisa diungkap. Parahnya lagi, kita terbiasa menggunakan simbol-simbol atau kata-kata lain sebagai pengganti atas apa yang ingin kita ungkap sebenarnya. Walhasil, karena seringnya maksud kita itu tidak terkomunikasikan, orang lain akan merasa bete, nggak disayang, nggak dihargai.

YupSss..., memang ada saat-saat kita merasa nggak nyaman mengekspresikan cinta yang kita rasa. Mungkin karena takut mempermalukan orang lain, atau diri kita sendiri, kita ragu tuk bilang, "I love you". Jadinya, kita menyampaikan perasaan itu lewat kata-kata yang lain; "jaga diri baik-baik nah", "belajarki yang rajin", "hati-hatiki di jalan", "nanti saya antarki", "jangki suka begadang", "jangki lupa makan nah". Tapi, sebenarnya, itu cuma opsi-opsi lain dari perkataan yang sesungguhnya; "saya sayang kamu", "saya peduli sama kamu", "kamu sangat berarti buat saya", "saya gak mau ada apa-apa dengan kamu", "saya nggak mau kamu sakit".

So, nggak ada salahnya kita coba MENDENGARKAN CINTA lewat kalimat-kalimat yang dikatakan orang lain. Ungkapan eksplisit itu penting, tapi bagaimana kita mengungkapkannya bisa jadi jauh lebih penting. Setiap pelukan bermakna cinta meski kata-kata yang keluar sangat berbeda. Setiap perhatian yang diberikan orang lain menyimpan cinta walau bentuknya kaku, atau mungkin kasar. Yang pasti, kita harus mencari dan mendengar cinta yang ada di baliknya.

Seorang kakak senior memarahi adik kelasnya karena dia rasib ato tidak rajin belajar ato malas pergi kuliah. Si Junior mungkin hanya mendengar omelannya. Tapi kalo dia bener-bener MENDENGAR, dia bakal mendapatkan cinta di sana. Kepedulian dan cinta seorang kakak senior muncul dalam bentuk omelan. Tapi bagaimana pun juga, itu adalah cinta. Seorang akhwat yang kerjanya cuma keluyuran dan selalu pulang larut malam, dan akhirnya dapet kuliah gratis dari teman serumahnya. Gadis itu cuma nangkep kemarahan sang teman. Tapi kalo dia mencoba untuk MENDENGARKAN CINTA, dia bakal menemukannya. "Kamu gimana sih, kita jadi khawatir sama kamu," kata teman serumahnya. Tau nggak, itu sama aja dengan "Kita sayang dan peduli sama kamu. Kita khawatir ada apa-apa dengan kamu" yang sayangnya, tidak tersampaikan dengan lisan.

Orang mengungkapkan cinta dengan banyak cara, lewat hadiah, pesan-pesan kecil, dengan senyuman, dengan omelan, dengan air mata, atau mungkin hanya sekedar lewat pandangan.

Cinta bukan hanya ada dalam kata-kata, tapi juga dalam diam. Dan seringkali kita menunjukkan cinta dengan memaafkan orang yang nggak mau mendengar cinta yang kita sampaikan.

Masalah dalam "mendengarkan cinta" adalah kesulitan dan keterbatasan kita untuk mengerti bahasa cinta yang dipakai orang lain. Yang sering terjadi, kita jarang mendengarkan orang lain. Kita mendengar kata-kata, tapi kita tidak mempertimbangkan ekspresi atau tindakan-tindakan yang mengiringi kata-kata itu. Sering juga kita cuma bisa mendengar hal-hal negatif, penolakan, kesalahpahaman dan mengabaikan cinta yang menjadi dasarnya.

Cobalah dengarkan cinta-cinta yang ada di sekitar kita. Kalo kita bener-bener berusaha mendengarkan, kita bakal temui bahwa kita sebenarnya memang dicintai. Mendengarkan cinta bisa membuat kita sadar bahwa dunia ini adalah tempat yang begitu indah.

Bukanlah kehadiran atau ketidakhadiran yang penting; kita nggak perlu merasa kesepian meski kita sedang sendiri. Sendiri itu perlu lho. Dan itu jangan sampe membuat kita jadi kesepian. Yang jadi masalah bukan berada bersama seseorang, tetapi berada untuk seseorang.

Jangan pernah ragu nyatakan cinta. Jujurlah dengan apa yang kita rasa dan katakan. Nggak ada ruginya mengekspresikan diri. Ambil kesempatan untuk mengungkapkan pada seseorang betapa pentingnya dia buat kita. Lakukan, buat perubahan, hindari penyesalan. Karena cinta memang ada untuk ditebarkan. Dan saat cinta yang kita berikan diterima, atau dibalas, itulah saat hidup menjadi penuh makna.